Puisi – puisi yang kutuang di
sini,merupakan kisah balik dari pengalaman-pengalamanku.kumenorehkan tinta sebagai rujukan dan solusi atas hikma yang datang dalam hidup.
Dengan bantuan inspirasi,kurangkai kata -kata menjadi kalimat-kalimat pilihan.Rumpunan kalimat pilihan itu berkekuata terhadap sensasi manusia, maka ku beri tema NYANYIAN SENJA.
Asmanulea,19-08-2007
Bagimu tiada ada tetap Engkau pemberi Tuhan Engaku Mengalirkan kasih Allah Dicari insane buana Engkau Datang dan pergi tiada simpul Meski beronggak-onggak cinta Engkau Hadir di setiap hati Mencintai tanpa tuntutan Engkau Memberi dan menerima Meski tak punya hutang-piutang Engkau kemalangan, Terulur berjuta tangan cinta Engau Kembaraanku tanpa tiada ketetapan Cinta yang menyimpan berjuta misteri Engkau Bagai pabrik moderen pengharapan jiwa.
Beol, An paha, kan muifa ho ka aran Beol, Usneno sa nfe ko muskau õm Beol, Nâkoa ho mriana Usneno nsai Beol, Pah neon fanaknâ aimko Beol, Ho mkolen mu-õm kan mu aékat afutus Beol, Ho marak maneaktâ butuk-butuk Beol, Manekat hoa kan mui rakat,kan mui neh Beol, Ho mlatan-ho msiam kanmui tusa Beol, Be hom hetan susar,nânaket manekat neam pen-pen Beol, Tan ka aran nâkoa ruman Beol, Ho mlalaub ar paha kanmui in nehe Beol, Ho mhulin makenat sa nâkini ma nâpasa Beol, Ho onro Besêhones babilan smánaf.
Ku dengar bisikan hatiku Bercerita dan bernyanyi girang Menyebut dan memanggil namamu sepanjang hari Meski asa tiada Sebab hari kemarin kita, sudah kau lalukan.
Pagi ini air mata berlinagan Hati inipun bukan tiada Cuma tersembunyikan sesaat Akan datang pada hari sedihku, tapi bukan Air mata itu bagai rejeki dan tangis duka Pasti nampak kepadamu
Tatkala kau dengarkan Terasa hadir energi ekstra Meski membawa nama dan pribadi membayang Menemani dan mengusik jiwa Engkau bagai penari ulung dihatiku setiap waktu.
Sampai detik jantung ini Namamu masih tetap raja spiritku Membuahkan tunas dan bunga sepanjang tahun Namun berbuah tak kan.
Depaan dan jingkalan hukum orang-orang Membatasi di antara kita Bagai jalan dan pengharapan tak ditemui Meski berulang menggema suaramu”Sabar ada waktunya” Hari ini air mata masih terus berderai.
Esok dan lusa mungkin tersingkirkan Tergembleng nama dan cintamu Yang mengulas mulus cinta abadi Sang ibu yang mama di kalbu itu.
Kembaraanku, kau menudu aku pendatang sial. Ya, sudahlah! Sampai nanti kita berpisah raga Di hati jangan Asalkan namaku tersebutkan pula di doamu.
Agar ku layak memanjat doa Dari riang hati Untuk Sang Pencipta Pusat segala cinta.
Karenamu, Masih berlinag air mata ini Biarlah dia berkenan menerima doaku Sebab untukmu masih terasa tangis duka Kadang menyematkan diri bertahun-tahun Entah sampai kapan Khan berlalu.