Senin, 01 Desember 2008

Rumah Adat Naitimu dan Misteri Persatuan

foto oleh: Gabriel Riu Asa


Kecamatan Naitimu memiliki rumah adat yang khas. Bentuk bangunannya menyerupai perahu terbalik bercula tiga and memiliki tiga tiang agung yang diberi nama sesuai stuktur keluarga inti. Adapun nama yang dimaksud adalah:
Bey Veto yang artinya: Nenek
Bey Mane artinya: Kakek
Mane Mesak yang artinya: Putera Sulung
Balai untuk keluarga berbentuk panggung persegi panjang . Asalnya dibuat dari kayu.

Bagian dalam dari rumah adat tersebut terdiri dari tiga bilik . Satu bilik untuk tamu yang disebut Vaen Veto. Tempat ini digunakan untuk membicarakan tata cara kawin mawin anak perempuan dalam suku. Bagian tengah yang terletak antara Vaen Veto dan labis disabut Lor, tempat menyimpan harta peninggalan nenek moyang yang dianggap sebagai benda keramat. Antara Lor dan Labis tidak ada sekat pemisah, kecuali Lor dan Vaen Veto. Bagian lain lagi merupakan pojok perapian. Pojok perapian merupakan kelanjutan dari kamar tidur atau labis.
Tiang-tiang penopangnya merupakan symbol keterlibatan dan kesatuan keluarga-keluarga dalam suku yang bersangkutan. Menurut tradisi setempat, rumah-rumah adat itu berlantai tanah, atapnya menggunakan alang-alang, dan pelimbahannya sampai di tanah. Ada berbagai alasan mengapa atapnya di atur demikian?
Umumnya wilayah desa Nanaet Duabesi suhu udaranya dingin.
Mereka ( nenek-moyang) suku ini memelihara binatang piaraan di dalam rumah.
Sebagai upaya melindungi diri dari serangan musuh atau binatang liar.
Dalam perlembangan dewasa ini, kolong rumah itu tidak difungsikan lagi dengan alasan kebersihan dan kesehatan penghuninya.

Rumah tersebut menjadi pusat pertemuan dan pembinaan kesatuan kepala-kepala keluarga sejak zaman dahulu. Rumah adat ini dilengkapi dengan tempat sesajian-tempat memohon dan meminta berkat secara symbol. Misalnya dengan diterimakan sirih pinang, percikan air, ritual makan dan sebagainya.
Di depan rumah adat ini, dibuatkan tempat sesajian dari batu; pembantaian korban bakaran binatang berkaki empat pertama setelah bangunan selesai di kerjakan.



(Di kumpulkan dari berbagai sumber )
Oleh
Gabriel Riu Asa.
23 November 2008

Selasa, 05 Agustus 2008

Pantun Nenek


Jalan jalan ke kampung nenek

singgah sebentar di pasar senggol

kalau tuan sugguh bijak

Datang kemari tak pulang bakal.

............tersambung......

Di Jalan Buru -Buru

Siang itu udara sangat panas ,di jalan yang penuh debu itu kuusap usap keningku.Bau keringat tercampur debu sungguh amat mengganggu indra penciumanku. Tapi ku tetap bertahan untuk menanti seseorang yang sudah lama tak terlupakan . Dia adalah seorang teman sekolah yang kebetulan sudah menjadi sahabat dekatku dulu. Kini ia sudah bekerja sebagi kuli tinta internasiol di Negeri Jiran-Malaysia. Tujuh hari lalu, ia datang berlibur di kampung ibu, dan akan kembali ke tempat tugas pekan depan. Karena itu ia sempatkan diri untuk menunjukkan beberapa artikel faforitnya kepadaku. Karena itu meski lama menungguh, aku tetap saja bersabar dalam suasana seperti itu. mengapa tidak? aku sungguh mengenalnya sebagai orang baik. Ia ingin mengajarkan ku belajar mengenal dunia maya-teknologi. Kejenuhanku dalam menanti di tengah panas terik akhirnya terobati juga dengan kehadirannya. "Hem..........syukur, akhirnya kau datang juga", keluhnya sambil tersenyium bahagia...........Tersambung.

Dame Malu



Dame halai hanesan mota

Halai hosi liman ba liman

Atu hasai ita maun alin

Hosi funu nia laran


Domin halai hanesan mota

Halai hosi liman ba liman

Atu hasai ita maun alin

Hosi terus nia laran


(Dikutip dari lagu-daerh tapal batas Timor Leste)

Jumat, 30 Mei 2008

Mimpi Buruk Sang Guru


Tanggalan dua mei belum usai
Prestasi anak bangsa masih rapuh
Semua mata memandang kepada guru
Semua mulut berbicara kepada guru
Semua telinga mendengar tentang guru
Semua tangan menggapai-gapai sang guru
Semua kaki berjalan menuju sang guru
Semua hati menyangi sang guru
Semua generasi mudah dititp kepada guru
Semua gemah suara terpantul kepada guru
Entah sanjungan ataupun gunjingan

Tetapi ada yang tidak beres
Sebab, jasamu terlupakan begitu saja.
Satu dua mata kan memandang bengis kepadamu
Satu dua mulut berceloteh kepadamu
Satu dua telinga saja mendengarkan keluhmu
Semua kaki menginjak-injakmu tatkala
Kata tingkahmu tersesat kedoasaan
Seantero generasi melupakan jasamu begitu saja
Gaung-gaung suara keadilan tentang guru terkucilkan
Tak seorangpun berdoa kepadanya
Kecuali sang guru agung mempelai surgawi.

Wekmutis, 1 Mei 2008
Gaby.R

Siapa Dia

Memang sangat naïf
Dia kotak raksasa pemilik manusia
Nisbi kejahatan dan lambang kesukaran
Tangan ajaibnya telah terulur
Mengukir misteri kehidupan bumi
Membalut luka memelekkan mata
Menyejukan jiwa dengan percikan embun
Menghidukan kematian sengaja
Membangkitkan kematian panjang orang-orang ….
Menylit kobaran api cinta sang pengembara
Mengendalikan lalu lalang sang mentari
Berulang kali
Desiran angin memberi nafas baru
Musin bertukar tanpa berlelah
Segala makluk mengawali kembali hidup
Orang mendepa-depa nan bingung
Ilmuwan menuding namun mereka akhirnya kebal
Sebab
Dia penyedia segala sesuatu tanpa ada
Si buta yang menuntun pasti
Guru agung yang memberi jawab otomatis tanpa batas.
Aneh memang
Dia orang kuno yang dinamis
Si abstrak yang nyata, hasil imajinasi dan fantasi yang tulen
Dia makluk aneh yang unik
Pencipta imajinasi dan fantasikodrati
Dai sang ada yang ada
Dulu dari yang duluan, tanpa terdahulu
Itulah mempelai surgawi
Wekmutis; 7 Mei 2008
Gaby.R


Jumat, 18 April 2008

Di Ambang Sebuah Hati

Yovenri nama bayi fantasiku
Orang tipuan setia yang di nanti panjang
Vigur yang setia disetiap lamunan
Imbaskan cinta semi permanent
Tak ada lagi pesiarah-pesiarah yang singgah
Antar komitmen kematian sengaja

Mengapa mereka juga tidak?
Engkau sudah menaklukkan dari datangmu dulu
Nantianku panjang tak pasti
Untukmu segalanya telah kuukir
Tapi sia-sia meski pentasku dekat
Umpan api asmara cintamu jatuh
Perlente titik mekar cintaku

Penari-penari cinta klasik lelah sudah
Induk asahku rapuh
Namun di hatiku masih
Terpaut cinta birumu
Ulangan fajar dan senjaku

Cumbuan bagai sengaja mati namun.
Ia masih terus menghardik fajar
Nantangan bagi malam pekatku
Tanpa harus menang sesuatu
Alangkah bodohnya nahkoda pelayaranku
Kembaraannya tak sampai garis terdepan
Untaian lagu-lagu hati benyanyi terus tanpa not.

Wekmutis, 13 Maret 2008

Hanaun Rianâ lô Fuya

Aifna afai neon nâ sa au fe ana
Hanahaun ok abiakin au amnontin
Umnanautaha ka upiak

Neon ia au hananaun
Hanka nâtatutu at pah ia
Pah neon mamoenka
Nian sa nraroebka
Sa nmarak nian ka pnanikan

Em hit tabuabok na neon ia
Em hit marín na neon ia
Tek hit nanka nok neka mrian
Na tara ntea bea sina

Bea sina au fain atone pah
Ha aim sirbius,uriat amaoenka
O Enê nona ninaf harai man
Sa â sa ma úsa

Wekmutis; 7-03-2008

Lagu Anak Kampung

Hari-hari di masa kecil
Bernyanyi bersama kawan sekampung
Terkenang selalu, tak terlupakan.

Hari ini ku benyanyi riang
Suara mengalun di jagat semesta
Tanah ibuku tanah kelahiran Tanah yang memanjaku
Yang mengukir kenagan indah

Mari kita menyatu rasa di kesempatan ini
Bergembira untuk hari ini
Dalam hati dan perasaan yang putih
Untuk selamanya.

Esok lusa ku ke negeri orang
Mengadu nasib, mencari hidup
Doa ibu untuk junjunganku.

Wekmutis; 11 Maret 2008

Minggu, 30 Maret 2008

SAHABAT

Bagimu tiada ada tetap
Engkau pemberi Tuhan
Engaku
Mengalirkan kasih Allah
Dicari insane buana
Engkau
Datang dan pergi tiada simpul
Meski beronggak-onggak cinta
Engkau
Hadir di setiap hati
Mencintai tanpa tuntutan
Engkau
Memberi dan menerima
Meski tak punya hutang-piutang
Engkau kemalangan,
Terulur berjuta tangan cinta
Engau
Kembaraanku tanpa tiada ketetapan
Cinta yang menyimpan berjuta misteri
Engkau
Bagai pabrik moderen pengharapan jiwa.

Wekmutis,14 Pebruari 2008

Beol

Beol,
An paha, kan muifa ho ka aran
Beol,
Usneno sa nfe ko muskau õm
Beol,
Nâkoa ho mriana Usneno nsai
Beol,
Pah neon fanaknâ aimko
Beol,
Ho mkolen mu-õm kan mu aékat afutus
Beol,
Ho marak maneaktâ butuk-butuk
Beol,
Manekat hoa kan mui rakat,kan mui neh
Beol,
Ho mlatan-ho msiam kanmui tusa
Beol,
Be hom hetan susar,nânaket manekat neam pen-pen
Beol,
Tan ka aran nâkoa ruman
Beol,
Ho mlalaub ar paha kanmui in nehe
Beol,
Ho mhulin makenat sa nâkini ma nâpasa
Beol,
Ho onro Besêhones babilan smánaf.

Wekmutis, 13-02-2008

Di Batu ini Terukir NamaMu

Ku dengar bisikan hatiku
Bercerita dan bernyanyi girang
Menyebut dan memanggil namamu sepanjang hari
Meski asa tiada
Sebab hari kemarin kita, sudah kau lalukan.

Pagi ini air mata berlinagan
Hati inipun bukan tiada
Cuma tersembunyikan sesaat
Akan datang pada hari sedihku, tapi bukan
Air mata itu bagai rejeki dan tangis duka
Pasti nampak kepadamu

Tatkala kau dengarkan
Terasa hadir energi ekstra
Meski membawa nama dan pribadi membayang
Menemani dan mengusik jiwa
Engkau bagai penari ulung dihatiku setiap waktu.

Sampai detik jantung ini
Namamu masih tetap raja spiritku
Membuahkan tunas dan bunga sepanjang tahun
Namun berbuah tak kan.

Depaan dan jingkalan hukum orang-orang
Membatasi di antara kita
Bagai jalan dan pengharapan tak ditemui
Meski berulang menggema suaramu”Sabar ada waktunya”
Hari ini air mata masih terus berderai.


Esok dan lusa mungkin tersingkirkan
Tergembleng nama dan cintamu
Yang mengulas mulus cinta abadi
Sang ibu yang mama di kalbu itu.

Kembaraanku, kau menudu aku pendatang sial.
Ya, sudahlah!
Sampai nanti kita berpisah raga
Di hati jangan
Asalkan namaku tersebutkan pula di doamu.

Agar ku layak memanjat doa
Dari riang hati
Untuk Sang Pencipta
Pusat segala cinta.

Karenamu,
Masih berlinag air mata ini
Biarlah dia berkenan menerima doaku
Sebab untukmu masih terasa tangis duka
Kadang menyematkan diri bertahun-tahun
Entah sampai kapan
Khan berlalu.

Wekmutis, 17-02-2008

An Fatuk Ia Au Marak Ho Kánma

Umni,hamtok ha neah anánka
Nananuk ma nhananaun
Nsararia na aifna neh ho kanma
Be kauhin hâ fain me
Tan úna nok tuán na kanmuifaben

Aifna nuwa nablel tėn
Neon ia nhearsok fain
Bea naknu nain
Oarses in neam fain
Onro nek habu nok raruuk

Neak nan hanaun sufu
Neak nan nu nan susar
Oras ansaoka nmof
Ua halore na ho

Ho mumni Au horan nenof feuk neam
Be naen tan hi kanma nok mamafof
Sâ nababiaka ma nhararinka
In onro abirut ma absoot
Nanako mate neon amofot

Tea oras is ho kanma
Fe muti ma feok nabar
An a roenka,ananka
Natuan ma nasasuf toan-faknais
Be kana kuafa

Tan ukun paha nrakat nain
Tan ukun paha neh nain
Hiat raan nâpua eno salalakâ

Neon ia nu manekat úfa fe nroen
Béa nok sina Au upesok eke
Nok ho kanma nok hit maneakta
Sa nalao nain ensus amhoin

Ho mak a háka nok akun
Soen naî
Ara tea oarses ho mupesok
Hamroan Usneno mek teak mankâ


Hanâ fî niamka mâkafa
It nanka makakuka
Na amoet sâ hit maneakta úna
Hana in poh nan ma neh nan

Te náho,
A nuwa fê nablalel
Be naknanû
Tara tea reka han hamnotok.

Lô Wekmutis
Neon boeas hiutin, Funan nuain,Toan nifun nua faun

Kamis, 28 Februari 2008

MASF KAPUTU DALAM PERJALANAN

MASF sekilas pandang

Kongregasi Misi dan Adorasi dari Santa Familia (MASF) di dirikan oleh seorang romo berkebangsaan Jerman, Antonius Maria Trampe,MASF di desa Baarlo-Belanda pada tanggal 26 juni 1937.

Ceritanya begini.Dalam masa jabatan sebagai general MASF, Antonio mengunjungi Kalimantan Timur.Dalam kunjungan itu beliau menemukan banyak persoalan yang sangat memprihatinkan khususnya pelayanan pastoral terhadap keluarga-kelurga

Menanggapi persoalan itu maka Pater Antonius meminta agar ada suster-suster yang membantu membina keluarga-keluarga kristiani lewat bidang kerasulan,kesehatan,dan pendidikan di Kalimantan Timur maka pada tanggal 7 pebruari 1948 berhasil mendirikan kongregasi MASF dengan mengambil tempat di Samarinda Kalimantan Timur setelah mendapat persetujuan dari Roma.
Dalam perkembangan selajutnya Ordo ini membuka sayap dan tersebar ke berbagai daerah di Indonesia.salah satunya adalah paroki St.Yohanes Pemandi Kaputu keuskupan Atambua.

Orientasi MASF di Kaputu.

Suster-suster Misi dan Adorasi dari Santa.Familia ini telah berada di Kaputu dan semakin dikenal oleh warga masyarakat Sasitamean dan sekitarnya.
Kini sudah mencapai usia empat tahun dalam menjalankan Misi di kaputu.Empat tahun di mata manusia,mungkin di pandang belum apa-apa tetapi menurut penulis paling tidak para pengagum keluarga kudus Nasaret ini, telah ikut mengambil bagian dalam pastoral,kesehatan,pendidikan dan social di paroki St .Yohanes Pemandi Kaputu dan sekitarnya.
Nuansa baru yang nampak dari pelayanan mereka adalah terciptanya suasana kekeluargaan sejati dalam semangat Roh kristus yang hidup.Pola hidup yang demikian menggugah semua orang,terutama umat kaputu supaya hidup dalam suasana kekeluargaan yang sesungguhnya.
Seperti di kemukakan oleh Sr.Rosa MASF belum lama ini,bahwa umumnya umat di kaputu sangat ideal.Banyak hal yang dapat di kembangkan MASF di paroki baru ini.Apalagi di tengah umat yang mengalami pergeseran nilai-nilai budaya dari yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.ini butuh pendampingan serius dan continue.
Menurut dia, MASF sesungguhnya mengambil pola hidup gereja perdana sebagai model untuk beradaptasi dengan umat dan berpastoral.Sebab pola hidup jemaat yang di tujukan para rasul itu sungguh relefan dengan umat jaman selkarang.”Mereka sehati dan berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah,mereka makan bersama dan bergembira dengan tulus hati memuji Allah”.
Senada dengan itu,pemimpin rumah biara MASF Kaputu Sr.Hendrita menuturkan bahwa pelayanan para suster terutama diamanatkan kepada orang-orang kecil bukanya sekedar mengejar prestasi atau popularitas.
Begitu di pancing komenternya tetang umat Kaputu,suster kelahiran desa Heesch Belanda ini mengelak berkomentar.Namun secara singkat dia katakan agama sebaiknya sedikit di bicarakan dan banyak di praktekkan

Bercermin
Melebarnya arus globalisasi dan sekularisasi tanpa terasa turut menghadang laju perutusan karya pewartaan. Bercermin diri pada pribadi Yesus kr istus adalah satu keharusan.Hal ini telah di teladankan oleh pendiri kongregasi sendiri Antonio Maria Trampe.Dan teladan itu menjadi inspirasi para suster dalam bidang kesehatan,pendidikan,pastoral dan social kemasyarakatan.
Mencari dan menemukan yang kecil dan miskin,mengarahkan mereka kepada kristus merupakan salah satu ciri khasnya.Dasarnya bahwa Yesus,Maria dan Yosef adalah keluarga sederhana yang hidup dalam keluarga Nazaret.
Krakter itu,para suster MASF di kaputu konkretkan dalam tekun berdoa,kerja dan meniti panggilan.Dengan itu karya misi mereka dapat berahasil meskipun di daerah sulit.
Motto yang selalu menjadi keyakinan,kata Sr.Hendrita”kemana saja di utus,Tuhan sudah lebih dahulu berada di tempat itu”. Seperti di kaputu meskipun di sanasini masih ada kesulitan praktis,tetapi semuanya dapat diatasi berkat ketekunan.”Ingat pesan St.Antonius:Allah menciptakan Anda tanpa anda,tapi Allah menebus anda tidak tanpa anda”.

MASF di hati umat

Pastor paroki Kaputu merangkap Kotafoun, Rm. Gerardus Salu Pr kepada Berkat di Emaus ( 28/ 5) menyatakan kehadiran suster – suster MASF di Kaputu sesunggunya telah membantu dalam banyak urusan. Karena itu mereka boleh dibilang selalu ada dihati umat.
Sebut saja, kata Rm, Dus, begitu akrab disapa, suster Imelda giat dalam Pastoral kaum mudah, Sr.Rosa tagani asrama dan pelajar serta aksi – aksi panggilan dan Sr,. Hendrita begitu menyatuh dengan pelayanan kesehatan dan persaudaraan ibu- ibu.
Selain itu para suster juga terlibat menangani bidang pendidikan terutama di TKSdan SLTPK Kaputu. Bahkan banyak kali ikut dalam patroli lingkungan yang membrikan kontribusi tidak sedikit kepada umat. Dengan demikian pelayanan mereka bukan hanyatertuj kepada aspek tertentu melainkan menyangkut segala aspek kebutuhan umat.
‘’ Pelayanan mereka itu menyeluruh. Hampir saja segala aspek kebutuhan umat mereka sentuh. Maka boleh dibilang betul-betul umat merasa terbantu dengan kehadiran para suster itu” tandas pastor yang juga ketua seksi musik Liturgi Keuskupan Atambua ini.

Kata akhir

Kongregasi MASF berada di Kaputu sekitar bulan Mei 2000. Kasanah peradaban ordo ini sungguh menampilkan pribadi pendirinya. Suster-suster MASF tampil dikaputu sebagai pendoa, pekerja ulet dan pemehati kaum kecil. Prinsipnya mendidik dengan hati yang bening jauh bermakna. Sebab didaerah misi tertentu di benua lain tampak bahwa karakter para pemimpin teretntu mirip srigala berwajah domba. Efek dari ajaranya tidak menyentuh hati. Lain perkataan lain perbuatan.
Suster-suster Misi dan Adorasi Santa Familia yakin bahwa Yesus memihak pada yang kecil dan lemah. Maka tidak berlabihan kalau Ziarah perjalanan panggilan seluiruh pengikutnya diarahkan juga bagi kaum yang satu itu.
Kata orang bijak : Manusia bertujuan untuk memahami nilai-nilai spiritual. Barang siapa berminat pada MASF silahkan hubungi biara NASF Kaputu, paroki St. Yohanes pemandi. “ Ingat, teman-teman anda sekitar 40-an orang sudah mencalonkan diri dengan mengikuti rekoleksi panggilan”. SEMOGA. ***

Kaputu,2004
Gaby Riu .


WETUNA IKO SAMARA WISATA ALAM SASITAMEAN

Gab di sumber air terjun Wetuna Iko Samar
Salah satu tempat wisata alam di Kecamatan Sasitamean adalah Wetuna Iko Samara; tepatnyadi desa Tunmat, 60 KM arah barat Sasitamean. Tempat yang masih perawan ini menyimpan berbagai daya pesona dan keajaiban.
1. Sumber mata air terjun.
Lokasi ini terdiri dari hamparan hutan alamseluas kira-kira 20M2 . Kaya akan binatang liar seperti musang,kera babi hutan dan rusa.selain itu ada juga jenis binatang air seperti udang, ikan dan belut. Memang ajaib. Seperti disaksikan Berkat belum lama ini. Pada saat ketua-ketua suku gelarkan secara adatnya belut, ikan dan udang berdatangan ke pinggir kolam.terkesan seakan-akan sedang menyambut rombongan pesiarah yang dating.
Menurut tradisi penduduk Manlea- Bani bani, lokasi khusus ini tidak boleh didatangi kaum wanita. Mereka mengakui bahwa bila kaum hawa mengunjungi tempat ini, penduduk setempat akan mengalami musibah.
Keyakinan ini bersinggungan dengan manusia pertama jauth dalam dosa.dimana wanita ditampilkan sebagai makluk lemah yang dapat merusak relasi harmonis antara Tuhan manusia dan alam.
2. Air terjun bertingkat dan gua
Ada tingkatan air terjun, dengan ukuran tidak kurang dari 15 m . pada setiap tingkat ada kolam yang mempunyai day pesona alam,jauh lebih menyenangkan daripada kolam renang buatan tangan manusia.
Adapun gua disamping terjunan tingkat ketiga.bumbungandan tumpahan zat kapur lekukannya berwarna-warni.pada dinding bagian depan ,samping kiri dan kanan meneteslah titik-titik air yang menambah dan mempercantik panorama alam.
3. Lumbung batu
Dari arah timur gua kira-kira 100m, ada sebuah lumbung yang dibuat dati batu, sebagai tempat sesajian. Letaknya di puncak gunung. Orang Manlea-Bani Bani menyebutnya “ Fatnai naimnuka, Nahenaek oenun Benanaek oenun ”. Arti konotasi nama ini, menunjukan adanya kesatuan kultur antara orang Manlea – Tunabesi dan orang Belu Selatan.
Bila orang berkunjung ke sana harus berbadan telanjang atau paling tidak mengenakan kain adat tanpa baju. Pada posisi ini tersirat sebuah makna terdalam dari hakekat manusia yaitu pengosonan diri. Bahwa manusia dilahirkan tanpa dosa,ia putih seperti papan lillin. Hukum emperisme ( Teori Tabularasa ). Dapat disimpulkan bahwa hakekat dari sikap ini adalah “terbinanya kesatuan dan keutuhan antara tanah, air, hutan dan manusia dalam upaya pelestarian hidup ”.
Bila ingin menyatu dengan alam dan menikmati buah-buahnya, maka orang harus meninggalkan budaya manusia modern dan kemali ke kondisi awal kehidupannya.
Hal senada diungkapkan juga oleh ketua Suku Biseuk, Rafael Muti bahwa manusia sangat sederhana; tidak lebih dari sesuatu yang terbuang. Hanya keyakinan kita akan gejuala alam, maka hidup kita tertuju pada sang pencipta.
Ia juga mengaku bahwa lumbung batu itu dikerjakan oleh tiga suku yaitu Suku Umsain Fantoni, suku Kapitan Amferus dan suku Bibonrua pada ratusan tahun yang lalu.
Mengenai objek wisata ini kadea Tunmat Petrus Olin mengatakan bahwa kita sedang berupaya buat pendekatan dengan dinas pariwisata, agar lokasi ini dipromosikan ke tingkat nasional, supaya menjadi sumber pendapatan asli daerah. Masyarakatpun perlu diperdaya agar suatu kelak dapat memnuhi kebutuhan para pengunjung.
Jenis pemberdayaan yang sedang kita galakan adalah kerajinan tangan tenun dengan motif asli dan peningkatan hasil-hasil pertanian seperti pisang, mangga, nenas dan lain sebagainya.
Adapun yang diharapkan dari pemberdayaan ini adalah agar setelah pengunjung menikmati keindahan alam, boleh pulang dengan membawa tanda mata atau kenang-kenangan.
Jika pembaca ingin menikmati keindahan alam ini datanglah ke kecamatan sasitamean, desa Tunmat.

As Manulea 2002

Gaby.R

Senin, 07 Januari 2008

Elegi Sang Guru 1

Pandanglah nun jauh di sana
Anak cendikiawan terpencil
Tangisi nasibnya
Ratapi dangau
Isak tangis tak kesampain
Sayup-sayup dongeng jasus
Imbas kambing hitammu
Untukku kau jatahkan tinta palu
Sampiran dendam belaka
Asasmu dacing penghitung dosa
Salahku kau ramal
Andalah Pilatus moderen
Daur karya tersulam sudah
Isu kau sergap tanpa jaring
Nuranimu memang tak Putih
Air matamu mbak buaya
Sindir masa,SDM
Panutan bagimu tiada
Darimu mulut-mulut berbusa
Kianat berkilangan
Kaputu;28-8-2002
R.Gaby

Emas Tak Selamanya Kuning

Senja telah usai
Sebening sinar mentari
Berlalu pergi
Bumi memengku malam
Gelap pekat menyelubungi cakrawala
Tak nampak rembulan
Juga bintang
Sejingkal jejak cahaya kaki
Ku turut dan ku kejar
Nampak terbayang tiada henti
Seolah datang semenjak pagi
Pergi sedari petang
Pagi mengulur waktu
Sore mengusik damai
Jeritan hati terbelenggu dunia
Jejak kaki terayun lelah
Suka duka menambuh nurani
Umpan api perjuangan
Melodi hidup
Baju tak bakal pakai
Hati tetap bernyanyi dan melodi
Lagu-lagu merdu
Tentang pencipta
Bernafas kebenaran
Bukan di baju
Bukan di badan
Bukan di mulut
Ia di segalanya
Tuannya tuan segala-galanya
KasihNya bagai Samudra raya.

Kaputu,27 Nop 2002
R. Gaby

ELEGI SANG GURU ( 2 )

Tiada yang mengerti
Tiada yangtahu
betapa aku menderita
Kecuali aku sendiri
Dan Aku-aku
Ku hitung hari-hariku
Menyulam masa depan Negeri
Meredup isak tangis anak tanah
Merakit kebangunan cita-cita
Wahai pahlawan tanpa nama
Sungguh malang nasibmu
Majulah sampai garis terdepan
Berdirilah,
Untuk ambang prestasi
Angakat tanganmu
Buka mulutmu
Pohonkan padaNya

Wekmutis, 28-8-2007
R.Gaby



SMPK KAPUTU MAKIN TERHIMPIT


1. Pendahuluan.
Ketika membaca judul tulisan ini pembaca mungkin merasa heran atau menuding bahwa penulis berpikiran kerdil atau takut bayangan; tetapi yang hendak saya utarakan disini merupakan satu solusi sederhana dalam menghadapi kemelut yang timbul dari adanya isu bakal SMP kecil.
SMPK Kaputu merupakan salah satu sekolah swasta yang berada dibawah Yayasan Persekolahan Umat Katolik Belu di Sasitamean-Paroki St. Yohanes Pemandi Kaputu. Kini nasibnya mulai dipertanyakan oleh beberapa oknum yang menaruh perhatian dan keprihatinan terhadap sekolah itu.
Menurut rencana panitia, dua SMP kecil itu berlokasi di Kecamatan Malaka Timur desa Kapitanmeo dan desa Kufeu Kecamatan Sasitamean. Langkah itu sangat boleh jadi disebut upaya pemerataan pendidikan; bahwasannya untuk mendukung keberadaan bakal SMA Negeri Kaputu di Kecamatan Sasitamean.
Namun yang memprihatinkan bahwa ada semacam eksistensinya. Mengapa? Lokasi bakal SMA Negeri Kaputu yang sementara diperjuangkan panitia satu lokasi dengan pasar yang dibangun pada masanya mantan Camat Sasitamean, Ludovikus Taolin, BA. Lokasi bakal SMP Kecil itupun berada di desa di mana SMP Swasta ini mendapat banyak siswa. Oleh sebab itu banyak pemerhati mencurigai jangan sampai tahap pembangunan fisik ini merupakan manifestasi politik yang telah lama terpendam dalam hati para pengambil kebijakan di Kecamatan baru itu. Sebab tidak ada alasan lain yang mendesak kecuali pembangunan itu bertujuan untuk kesejahteraan hidup banyak orang dan tidak mengorbankan pihak tertentu. Sampai di sini muncul persoalan : Benarkah upaya pengadaan kedua SMP kecil itu sungguh menyentuh kebutuhan masyarakat dan tidak mengorbankan lembaga pendidikan swasta yang sudah ada? Kita komitmen bahwa itu untuk mendukung bakal SMA, tetapi kerja sama pengambil kebijakan baik pemerintah maupun kalangan religius masih belum berwibawa di mata masyaakat dan atau umat.

2. SMPK Kaputu sekilas pandang


SMPK Kaputu adalah sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Persekolahan Umat Katolik Belu; dirikan tahun 1976 atas swadaya masyarakat Paroki Kotafoun; sebagai promoter adalah Yosef Metom B.BA
Penyelenggaraan Pendidikan melalui sekolah swasta ini didasarkan pada kesulitan nyata yang dihadapi masyarakat; bahwa begitu banyak anak usia SLTP tidak melanjutkan karena jarak terlampau jauh; sementara itu pelayanan Iman di kapela Kaputu berjalan tidak lancar, karena umat tinggal jauh dari kapela.
Pada mulanya SMP ini menampung siswa dari dua kecamatan yaitu Malaka Tengah ( sasitamean-sek) dan Malaka Timur. Dari kegiatan memanusiakan manusia sekolah ini sudah menamatkan 24 angkatan; dengan bobot jebolan tidak kalah bersaing dengan out-put dari SMP-SMP lain.Keberadaan sekolah ini juga turut merintis kehidupan Kapela Kaputu; yang kini sudah menjadi paroki. Bukankah ini sesuatu yang perlu dihargai.Bagaimana nasibnya ke depan?

3.Analisa Dampak Kehadiran bakal Dua SMP Kecil di Sasitamean

Setiap komitmen yang baik untuk kepentingan dan kesejahteraan banyak orang pasti diperhitungkan Tuhan.Kehadiran bakal dua SMP kecil di Sasitamean dipandang sangat relevan; bahwasannya untuk mendukung bakal SMA Negeri.
Hal ini tentu menggembirakan banyak orang. Alasannya : masyarakat bebas memilih skolah sesuai keinginannya; dalam hal ini mutu ikut memberi sumbangan bagi arah berpikir masyarakat,tentang adanya antar sekolah; yang memacu orang bersangkutan dan pihaksekolah sendiri untuk menentukan secara tepat; para peminat melihat wibawa sekolah bukan pembeberan sejumlah program verbal,setiap pimpinan sekolah dan bawahannya dituntut untuk membangun relasi yang baik ditengah-tengah masyarakat majemuk, pihak sekolah bersangkutan mendapat tekanan yang mengarahkan kepada pembenahan diri.
Kiranya alasan-alasan diatasmasih belum cukup, tetapi minimal memeberikan keterangan tentang pengaruh keberadaan suatu sekolah.
Oleh karena itu para pengambil kebijakanpun perlu memperhatikan nilai iman di sekolah entah swasta maupun sekolah negeri. Karena " Semangat iman merupakan suatu kebiasaan untuk menilai segalanya dari sudut cahaya adikodrati ", Demikian kata JVS. Tondowidjojo CM dalam tuliannya yang berjudul " Kunci Sukses Pendidikan dalam Pembangunan ".
Adanya nilai-nilai positif tersebut, kiranya tidak dapat diingkari bahwa adajuga dampak negatif yang menyertai keberadaan dua SMP bakal ini. Jika tidak ada terobosan-terobosan bijak dari para pemimipin di kaputu, baik pemerintah maupun swasta, maka SMP akan mati dengan sendirinya. Sekolah Swasta ini akan semakin terjepit dalam mendapatkan siswa baru.
Berikut ini penulis menawarkan salah satu solusi sederhana sebagai jawaban atas kemelut dan ketidakpastian arah masa depan SMPK kaputu.


Satu, membangun kembali komunikasi harmonis antar para pengambil kebijakan baik di kalangan pemerintah maupun kaum religius. Dengan itu persoalan tertentu mendapat pencerahan. Karena bagaimanapun juga, sehebat apapun setiap orang mempunyai kelemahan. Kata orang bijak " Saling memaafkan itu manusiawi tetapi saling mengampuni itu yang Ilahi."

Kedua, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah secara benar; seperti SMP HTM halilulik dan SMP Don Bosko Atambua. Memang berbicara tentang mutu tidak terlepas dari mutu guru dan disiplinnya.


Ketiga, Meningkatkan kesejahteraan guru; dapat kita bayangkan bagaimana seorang guru mengajar berapi-api sementara pulang harus berjalan kaki, tiba di rumah meraup nasi dengan garam.

Keempat, Memberi kemudahan belajar bagi guru dan siswa serta refresing supaya ada kesempatan bergembira sambil merenung tugas pengabdiannya.
Kita patut angkat topi bahwa umumnya para guru dan pegawai swasta bisa jadi lebih besar pengorbanannya dalam pengabdian ketimbang pegawai negeri.Upah yang diberi sangat sedikit khusus untuk SMP Kaputu dan mungkin beberapa sekolah swasta lain di Belu ini. Tetapi tak apalah mari kita hibur diri dengan apa yang diungkapkan oleh St. Agustinus bahwa " Dimana ada cinta kasih disitu ada pengorbanan ". Dan pengorbanan inilahyang harus dicintai. Tapi patut dicamkan bahwa sang Martir itu berujar bahwa "
bila aku harus menyenangkan semua orang maka aku bukanlah hamba Allah".

4.Penutup

Realisasi pembangunan dalam bidang apapun perlu mempertimbangkan berbagai aspek. Seperti halnya aspek pedidikan iman. Sekolah-sekolah katolik menjadi tempat pembinaan iman. Mungkin juga sekolah-sekolah lainnya tetapi yang mau ditekankan disini adalah pelayanan dalam hal-hal praktis dan rutin.
Karena itu setiap perencanaan harus mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas. Hal ini ikut menentukan kemajuan suatu daerah.Kerukunan dan kerjasama juga merupakan suatu keutamaan, sebab apa gunanya berada dalam era kemajuan tetapi nilai kemanusiaan dicabik-cabik.

(Sumber: Majalah BERKAT Keuskupan Atambua)
Edisi: 91/XXI/2004
*** R.Gaby***

RUMAH ADATKU

Bubungan bercula dua
Menjulang tinggi
Menjulur angkasa
Kayu-rotan
Berselimutkan ilalang
Tak rusak dimakan waktu
Hari penobatan
Berjejer suku-suku
Penjuru tiada terhitung
Jalan-jalan tiada putus
Terpasung tradisi
Sahabat tiada berbagi
Satu atap beribu kepala
Tiada kepalan
Hati menyatu
Berburu sukaria
Hati gembira
Menuai bahagia
Rumah adatku
Rumah kerabat lautan
Melaluimu
Kusuk doa tak terbantai
Asmanulea, 10-10-2007
R.Gaby

Sorak Di Tepi Badai

( Persembahan buat Kasek SDN Asmanulea and rekan rekan guru )
Terlintas dalam bayanganku hari ini
Penampilanmu yang sederhana,
Senyuimmu yang khas dan bersahabat.
Tatap matamu yang lugu dan tak jernih.
Kata-katamu mengalahkan tanpa harus menang.
Kemarin ku melangkah di sampingmu
meneguhkan dan menguatkan tindakmu
menuju ambang prestasi jempolan.
Bersama kita bisa
Sendiri tak mungkin.
Ku kenang kembali
Masa lalu kita;
Saat demokrasi bertindak
Membelenggu merdekamu.
Kau pahlawan tanpa nama.
Hari ini syukur terucap dari hati;
meski ku balut luka dengan sajak tanpa judul.
Kembaliku bergulat memanggul salib.
Perih memang.
Sejenak ku berserah diri
Lalu bertanya
juragan kemanusiaan ???
Lagu pujian tetap kudentangkan.
Mentari pagi bersinar lagi.
Musim masih bertukar pasti.
Anak negeri berdatangan.
Angakat mantel perjuanganmu!
Putihkan warnanya.
Luruskan tatih-tatih langkahmu!
Karena saya, engkau, dia
Kitalah Guru.
Asmanulea, 30-09-2007